Sabtu, 30 Oktober 2010

Aturan Pelarangan Merokok Harus Konsisten


Informasi terbaru Aturan Pelarangan Merokok Harus Konsisten JAKARTA, MP - Aturan pelarangan merokok kembali menghangat. Ini sebagai buntut dikeluarkannya Pergub No 88 Tahun 2010 tentang Perubahan Pergub No 75 tahun 2005 tentang Kawasan Dilarang Merokok, yang menghapuskan ruang khusus merokok. Agar hasil maksimal, aturan ini harus ditegakkan dengan tegas. "Penegakannya harus lebih tegas dan konsisten," kata Wakil Ketua DPRD DKI Triwisaksana.

Politisi PKS ini menjelaskan, ketegasan sanksi mutlak untuk dilaksanakan sesuai aturan. Karena itu dibutuhkan komitmen dari pelaksana. "Dalam hal ini pemerintah provinsi dengan perangkatnya, seperti Satpol PP," ujarnya.

Khusus pelanggaran aturan merokok di rumah sakit dan sekolah, Triwisaksana meminta agar sanksi yang diberikan lebih besar. Aparat pelaksana pun harus tegas soal ini.

"Itu tempat seharusnya sama sekali tidak boleh ada asap rokok. Dan ketegasan sanksi, itu mutlak harus ada dalam aturan," imbuhnya.

Pemerintah DKI Jakarta juga diingatkan untuk memasang tanda-tanda dilarang merokok, hal ini sebagai tanda peringatan juga bagi warga agar tidak sembarangan merokok di tempat publik.

"Tanda pelarangan merokok dipasang di tempat strategis, dan juga akibat negatif rokok dipampang agar membuat orang agar jangan merokok," tutupnya.

Pergub Nomor 88/2010 merupakan pengganti dari Pergub Nomor 75/2005 Tentang Kawasan Dilarang Merokok (TKDM). Menurut Gubernur DKI Fauzi Bowo, dengan pemberlakuan Pergub tersebut maka setiap pengelola atau penanggung jawab gedung wajib untuk membongkar seluruh sarana bagi perokok yang sebelumnya telah dibangun. Menurutnya, penyediaan ruang khusus rokok dinilai tidak lagi efektif menekan aktivitas merokok bagi warga.

Pergub itu sudah diteken 6 Mei dan disosialisasikan hingga diluncurkan pada Rabu 13 Oktober. Pada 1 November, aparat Badan Pengendalian Lingkungan Hidup Daerah DKI Jakarta akan merazia gedung-gedung perkantoran dan pusat belanja apakah sudah menjalankan pergub itu. Bagi pengelola gedung yang masih memiliki ruang khusus merokok, akan mendapat sanksi berupa teguran dan publikasi ke media massa. Saksi terberat adalah pencabutan izin usaha.(red/*dtc)
Tinggalkan komentar anda tentang Aturan Pelarangan Merokok Harus Konsisten

Kamis, 14 Oktober 2010

Aturan Pelarangan Merokok Harus Konsisten


Informasi terbaru Aturan Pelarangan Merokok Harus Konsisten JAKARTA, MP - Aturan pelarangan merokok kembali menghangat. Ini sebagai buntut dikeluarkannya Pergub No 88 Tahun 2010 tentang Perubahan Pergub No 75 tahun 2005 tentang Kawasan Dilarang Merokok, yang menghapuskan ruang khusus merokok. Agar hasil maksimal, aturan ini harus ditegakkan dengan tegas. "Penegakannya harus lebih tegas dan konsisten," kata Wakil Ketua DPRD DKI Triwisaksana.

Politisi PKS ini menjelaskan, ketegasan sanksi mutlak untuk dilaksanakan sesuai aturan. Karena itu dibutuhkan komitmen dari pelaksana. "Dalam hal ini pemerintah provinsi dengan perangkatnya, seperti Satpol PP," ujarnya.

Khusus pelanggaran aturan merokok di rumah sakit dan sekolah, Triwisaksana meminta agar sanksi yang diberikan lebih besar. Aparat pelaksana pun harus tegas soal ini.

"Itu tempat seharusnya sama sekali tidak boleh ada asap rokok. Dan ketegasan sanksi, itu mutlak harus ada dalam aturan," imbuhnya.

Pemerintah DKI Jakarta juga diingatkan untuk memasang tanda-tanda dilarang merokok, hal ini sebagai tanda peringatan juga bagi warga agar tidak sembarangan merokok di tempat publik.

"Tanda pelarangan merokok dipasang di tempat strategis, dan juga akibat negatif rokok dipampang agar membuat orang agar jangan merokok," tutupnya.

Pergub Nomor 88/2010 merupakan pengganti dari Pergub Nomor 75/2005 Tentang Kawasan Dilarang Merokok (TKDM). Menurut Gubernur DKI Fauzi Bowo, dengan pemberlakuan Pergub tersebut maka setiap pengelola atau penanggung jawab gedung wajib untuk membongkar seluruh sarana bagi perokok yang sebelumnya telah dibangun. Menurutnya, penyediaan ruang khusus rokok dinilai tidak lagi efektif menekan aktivitas merokok bagi warga.

Pergub itu sudah diteken 6 Mei dan disosialisasikan hingga diluncurkan pada Rabu 13 Oktober. Pada 1 November, aparat Badan Pengendalian Lingkungan Hidup Daerah DKI Jakarta akan merazia gedung-gedung perkantoran dan pusat belanja apakah sudah menjalankan pergub itu. Bagi pengelola gedung yang masih memiliki ruang khusus merokok, akan mendapat sanksi berupa teguran dan publikasi ke media massa. Saksi terberat adalah pencabutan izin usaha.(red/*dtc)
Tinggalkan komentar anda tentang Aturan Pelarangan Merokok Harus Konsisten

Rabu, 13 Oktober 2010

APBD DKI 2011 Benahi Kemacetan


Informasi terbaru APBD DKI 2011 Benahi Kemacetan JAKARTA, MP - Berbagai upaya terus dilakukan Pemprov DKI Jakarta untuk mengatasi kemacetan di ibu kota. Salah satunya yakni dengan memprioritaskan alokasi anggaran dalam APBD DKI Jakarta Tahun Anggaran 2011 untuk mengatasi kemacetan di Jakarta. Pemprov DKI Jakarta bersama DPRD DKI Jakarta saat ini tengah membahas APBD Tahun Anggaran 2011. Dalam pembahasan itu, diusulkan alokasi anggaran untuk mengatasi kemacetan sebesar 10 persen atau Rp 2,7 triliun dari proyeksi jumlah APBD DKI Tahun 2011 sebesar Rp 27 triliun.

Anggota DPRD DKI Jakarta, Sandy mengatakan, anggota dewan memahami, kemacetan merupakan masalah serius dan harus segera ditangani. Jika tidak cepat ditangani, diprediksi Jakarta akan dilanda kemacetan yang cukup parah. “Tidak hanya itu, masalah ini juga bersentuhan langsung dengan masyarakat Jakarta. Karena itu, badan anggaran termasuk anggota dewan lainnya mengusulkan dalam penyusunan rancangan APBD DKI 2011 agar memprioritaskan alokasi anggaran untuk program penanganan masalah kemacetan,” ujar Sandy.

Diakuinya, sektor pendidikan dan kesehatan juga merupakan hal yang penting, dan bukan semata-mata memberikan prioritas kepada penanganan masalah kemacetan saja. Melainkan tetap sejalan beriringan dengan dua faktor tadi yakni pendidikan dan kesehatan. "Bahkan, bila perlu untuk penanganan kemacetan, dialokasikan anggaran sebesar 10 persen dari proyeksi jumlah APBD DKI Jakarta 2011 sebesar Rp 27 triliun," kata Sandy yang juga menjabat sebagai Sekretaris Fraksi Partai Demokrat DPRD DKI Jakarta.

Masalah kemacetan di Jakarta, ditegaskan Sandy, tidak bisa diselesaikan secara total, namun dapat dikurangi. Salah satu langkah untuk mengatasi kemacetan yaitu dengan menambah infrastruktur jaringan jalan. “Saya mendukung rencana Pemprov DKI untuk menambah jaringan jalan melalui pembangunan flyover dan underpass. Sehingga arus kendaraan tidak tersendat akibat lampu lalu lintas yang cukup lama,” paparnya.

Penambahan jaringan jalan dengan membangun flyover dan underpass juga mendapat dukungan dari Ketua Fraksi Partai Gerindra, M Sanusi yang juga merupakan anggota Komisi D DPRD DKI. Salah satu upaya yang harus dilakukan untuk mengatasi kemacetan, ditambahkan Sanusi yakni dengan melakukan penambahan jaringan jalan. "Jaringan jalan memang harus ditambah, karena pertumbuhannya sangat kecil sekali," kata Sanusi. (red/*bj)
Tinggalkan komentar anda tentang APBD DKI 2011 Benahi Kemacetan

Senin, 11 Oktober 2010

Dijaga Ketat, PSK di Kemayoran ‘Ngacir’


Informasi terbaru Dijaga Ketat, PSK di Kemayoran ‘Ngacir’ JAKARTA, MP - Berbagai upaya dilakukan pihak Kecamatan Kemayoran, Jakarta Pusat untuk membebaskan wilayahnya dari keberadaan pekerja seks komersial (PSK). Selain melakukan razia rutin, pihak kecamatan melalui Satuan Polisi Pamong Praja juga melakukan penjagaan di lokasi-lokasi yang dijadikan tempat mangkal PSK.

Lokasi yang saat ini dijaga itu, yakni sepanjang Jl Gang Laler, Jl Benyamin Sueb serta di kawasan bundaran Jl Angkasa. Puluhan anggota Satpol PP dikerahkan untuk mensterilkan wilayah itu dari PSK. Hasilnya pun cukup efektif. Karena saat ini para PSK menghilang dari lokasi-lokasi yang dijaga tersebut.

Camat Kemayoran, Marhayadi, mengatakan, praktik asusila di sejumlah tempat itu sangat meresahkan masyarakat. Terlebih di Jl Gang Laler, yang lokasinya berdekatan dengan pemukiman warga. Maraknya PSK dikhawatirkan membawa dampak buruk bagi perkembangan moral anak yang tinggal di wilayah itu.

“Warga banyak yang telepon. Mereka mengeluhkan praktik mesum di gang laler. Meski perbuatan terkutuk itu tak dilakukan di lokasi tersebut, namun banyaknya para wanita PSK yang mejeng dapat merusak moral anak-anak remaja. Jadi mulai sekarang kita jaga," kata Marhayadi, Senin (11/10).

Dijelaskan Marhayadi, kawasan yang dijaga ini sebenarnya telah berkali-kali menjadi sasaran operasi penertiban. Dari beberapa razia yang dilakukan, tidak sedikit jumlah wanita yang dijaring dan dikirim ke Panti Sosial Kedoya maupun Pondok Bambu. Tapi entah mengapa, PSK tersebut selalu datang kembali. “Kami bukan membiarkan, tapi penertiban yang dilakukan memang belum memberi efek jera,” ujarnya.

Untuk itu, melalui penjagaan diharapkan bisa menghentikan praktik prostitusi di kawasan tersebut. “Penjagaan mungkin tidak dilakukan tiap malam mengingat keterbatasan anggaran, namun dilakukan secara temporer dan melihat situasi,” tandasnya. (red/*bj)
Tinggalkan komentar anda tentang Dijaga Ketat, PSK di Kemayoran ‘Ngacir’

Jumat, 08 Oktober 2010

Puasa, Kunjungan Wisman Turun 20,24 Persen


Informasi terbaru Puasa, Kunjungan Wisman Turun 20,24 Persen JAKARTA, MP - Puasa Ramadhan yang dimulai sejak 11 Agustus 2010 lalu, ternyata bukanlah waktu yang tepat untuk berlibur. Terbukti sepanjang Agustus 2010 jumlah kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) ke DKI melalui tiga pintu masuk yaitu Bandara Soekarno-Hatta, Bandara Halim Perdanakusumah dan Pelabuhan Tanjungpriok hanya mencapai 148.225 kunjungan atau turun sekitar 20,24 persen jika dibandingkan dengan kunjungan wisman pada Juli 2010 yang mencapai 185.828 kunjungan. Namun jika dibandingkan dengan kunjungan wisman bulan yang sama pada tahun 2009, kunjungan wisman April 2010 justru lebih tinggi sebesar 15,76 persen.

Kepala Bidang Statistik Distribusi Badan Pusat Statistik (BPS) DKI Jakarta Doddy Rudyanto mengatakan, penurunan tajam jumlah kunjungan wisman yang tercatat saat itu, belum terpengaruh karena banyaknya aksi tawuran ormas dan pemuda di Jakarta. Sebab, sejumlah insiden itu baru terjadi pada bulan September ini.

“Banyak kemungkinan penyebab turunnya jumlah kunjungan wisman. Salah satunya, mungkin karena bukan waktu berlibur bagi wisman,” kata Doddy di Jakarta, Sabtu (2/10).

Doddy menyebut, penurunan kunjungan wisman sepanjang Agustus 2010 merupakan penurunan kunjungan wisman yang ketiga kali selama empat tahun terakhir. Ini juga searah dengan penurunan kunjungan wisman ke Indonesia yang menurun sebesar 10,93 persen. Atau dari 658.476 kunjungan pada Juli 2010 menjadi 586.530 kunjungan pada Agustus 2010.

Doddy juga belum bisa memprediksikan jumlah kunjungan wisman akan kembali naik pada bulan Oktober mendatang. “Kita lihat nanti saja perkembangannya. Kami tidak bisa berbicara kalau tidak melalui data-data yang akurat,” ujarnya.

Untuk lima negara yang menjadi pengunjung terbanyak ke kota Jakarta sepanjang bulan Agustus 2010 masih dipegang Malaysia dengan jumlah kunjungan 17.379 kunjungan. Disusul Cina dengan 16.979 kunjungan, Singapura dengan 12.246 kunjungan, Jepang dengan 9.375 kunjungan dan Korea Selatan dengan 7.529 kunjungan. Secara total kunjungan dari lima negara itu berjumlah 63.508 kunjungan. Artinya jumlah tersebut mencapai 42,85 persen dari keseluruhan kunjungan ke kota Jakarta.

Penurunan juga terjadi pada rata-rata menginap tamu asing dan domestik di hotel berbintang sepanjang Agustus 2010 yaitu 1,92 hari. Angka ini mengalami penurunan sebesar 0,15 hari dibandingkan dengan rata-rata lama menginap bulan Juli 2010.
Namun, rasio tamu asing terhadap tamu Indonesia untuk hotel berbintang pada Agustus 2010 mencapai 0,21 poin, mengalami peningkatan 0,05 poin bila dibandingkan dengan rasio Juli 2010. Kendati demikian, untuk rasio bulan yang sama tahun lalu, rasio tamu asing terhadap tamu Indonesia pada bulan Agustus 2010 tidak mengalami perubahan. (red/*bj) Tinggalkan komentar anda tentang Puasa, Kunjungan Wisman Turun 20,24 Persen

Sabtu, 02 Oktober 2010

Puasa, Kunjungan Wisman Turun 20,24 Persen


Informasi terbaru Puasa, Kunjungan Wisman Turun 20,24 Persen JAKARTA, MP - Puasa Ramadhan yang dimulai sejak 11 Agustus 2010 lalu, ternyata bukanlah waktu yang tepat untuk berlibur. Terbukti sepanjang Agustus 2010 jumlah kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) ke DKI melalui tiga pintu masuk yaitu Bandara Soekarno-Hatta, Bandara Halim Perdanakusumah dan Pelabuhan Tanjungpriok hanya mencapai 148.225 kunjungan atau turun sekitar 20,24 persen jika dibandingkan dengan kunjungan wisman pada Juli 2010 yang mencapai 185.828 kunjungan. Namun jika dibandingkan dengan kunjungan wisman bulan yang sama pada tahun 2009, kunjungan wisman April 2010 justru lebih tinggi sebesar 15,76 persen.

Kepala Bidang Statistik Distribusi Badan Pusat Statistik (BPS) DKI Jakarta Doddy Rudyanto mengatakan, penurunan tajam jumlah kunjungan wisman yang tercatat saat itu, belum terpengaruh karena banyaknya aksi tawuran ormas dan pemuda di Jakarta. Sebab, sejumlah insiden itu baru terjadi pada bulan September ini.

“Banyak kemungkinan penyebab turunnya jumlah kunjungan wisman. Salah satunya, mungkin karena bukan waktu berlibur bagi wisman,” kata Doddy di Jakarta, Sabtu (2/10).

Doddy menyebut, penurunan kunjungan wisman sepanjang Agustus 2010 merupakan penurunan kunjungan wisman yang ketiga kali selama empat tahun terakhir. Ini juga searah dengan penurunan kunjungan wisman ke Indonesia yang menurun sebesar 10,93 persen. Atau dari 658.476 kunjungan pada Juli 2010 menjadi 586.530 kunjungan pada Agustus 2010.

Doddy juga belum bisa memprediksikan jumlah kunjungan wisman akan kembali naik pada bulan Oktober mendatang. “Kita lihat nanti saja perkembangannya. Kami tidak bisa berbicara kalau tidak melalui data-data yang akurat,” ujarnya.

Untuk lima negara yang menjadi pengunjung terbanyak ke kota Jakarta sepanjang bulan Agustus 2010 masih dipegang Malaysia dengan jumlah kunjungan 17.379 kunjungan. Disusul Cina dengan 16.979 kunjungan, Singapura dengan 12.246 kunjungan, Jepang dengan 9.375 kunjungan dan Korea Selatan dengan 7.529 kunjungan. Secara total kunjungan dari lima negara itu berjumlah 63.508 kunjungan. Artinya jumlah tersebut mencapai 42,85 persen dari keseluruhan kunjungan ke kota Jakarta.

Penurunan juga terjadi pada rata-rata menginap tamu asing dan domestik di hotel berbintang sepanjang Agustus 2010 yaitu 1,92 hari. Angka ini mengalami penurunan sebesar 0,15 hari dibandingkan dengan rata-rata lama menginap bulan Juli 2010.
Namun, rasio tamu asing terhadap tamu Indonesia untuk hotel berbintang pada Agustus 2010 mencapai 0,21 poin, mengalami peningkatan 0,05 poin bila dibandingkan dengan rasio Juli 2010. Kendati demikian, untuk rasio bulan yang sama tahun lalu, rasio tamu asing terhadap tamu Indonesia pada bulan Agustus 2010 tidak mengalami perubahan. (red/*bj) Tinggalkan komentar anda tentang Puasa, Kunjungan Wisman Turun 20,24 Persen

Jumat, 01 Oktober 2010

Pintu Air Rusak, Warga Petamburan Resah


Informasi terbaru Pintu Air Rusak, Warga Petamburan Resah JAKARTA, MP - Intensitas hujan yang semakin tinggi belakangan ini membuat warga Kelurahan Petamburan, Tanahabang, Jakarta Barat resah. Warga khawatir akan dilanda banjir. Sebab, tiga pintu air di bantaran Kanal Banjir Barat (KBB) yang mengarah ke pemukiman warga saat ini tidak berfungsi dengan baik. Sehingga saat turun hujan air dikhawatirkan akan meluap dan menggenangi rumah mereka. Tiga pintu air tersebut masing-masing berada di RT 010/05, RT 009/03, serta RT 007/02.

"Pintu air yang panjangnya sekitar dua meter tidak dapat menutup dengan baik. Jika hujan dan Kali Ciliwung meluap, wilayah ini pasti tergenang," kata Supono warga RT 010/05, Jumat (1/10).

Lurah Petamburan, Eddy Syamsudin, mengakui kondisi penutup pintu air yang terhubung dengan saluran warga memang tidak bisa ditutup secara sempurna. Akibatnya saat kondisi air di bantaran Kanal Banjir Barat (KBB) tinggi, pemukiman warga tergenang. "Beberapa genangan disebabkan oleh kurang berfungsinya pintu air," ujar Eddy.

Eddy mengungkapkan, pihaknya telah melayangkan surat tembusan kepada Sudin PU Tata Air, Jakarta Pusat tertanggal 6 September 2010 dan 16 September 2010. Namun hingga saat ini belum ada tanggapan dari pihak Sudin PU Tata Air. "Kita sudah mengirimkan surat sebanyak dua kali agar pintu air tersebut diperbaiki," ungkapnya.

Kepala Suku Dinas PU Tata Air Jakarta Pusat, Agus Priyono, mengatakan, pihaknya sudah menerima laporan mengenai kurang berfungsinya pintu air yang berada di Kelurahan Petamburan. Saat ini pihaknya tengah berkoordinasi dengan Kementerian PU.

"Kita berkoordinasi dengan Kementerian PU karena Kementerian PU yang membangun pintu air tersebut. Kita bersama Kementerian PU telah meninjau kondisi pintu air dan segera diperbaiki," tandasnya. (red/*bj) Tinggalkan komentar anda tentang Pintu Air Rusak, Warga Petamburan Resah