Senin, 27 September 2010

Pintu Neraka Sudah ada di Uzbekistan


Informasi terbaru Pintu Neraka Sudah ada di Uzbekistan JAKARTA, MP - Fenomena unik yang berlangsung selama hampir 3, 5 dekade dekat kota kecil bernama Darvaz, Uzbekistan. Sebuah lubang besar pembakaran yang terus menerus untuk membakar tanpa henti dan ini berlangsung sampai sekarang.

Lubang pembakaran gas alam tersebut, tampak seperti pintu gerbang menuju neraka, begitu orang menyebutnya "Pintu ke Neraka". Ini adalah salah satu yang terkenal fenomena "pintu neraka" di bumi sejak tahun 1975.

Seperti dilansir Bukisa.com, Awal terjadinya fenomena ini ketika tim ahli geologi dilokasi pengeboran untuk mencari gas dan tim tersebut menemukan sebuah gua besar bawah tanah yang dipenuhi dengan gas alam.

Karena gua bawah tanah sangat besar, semua peralatan mereka, situs kamp pengeboran dan jatuh ke dalam gua di bawah tanah. Tidak ada yang berani pergi ke bawah tanah karena tempat ini diisi dengan gas beracun.

Kemudian tim ahli geologi memutuskan untuk meninggalkan dan membakar sehingga gas beracun tidak bisa lolos dari lubang. Namun sejak itu, lubang terus terbakar tanpa berhenti.

Sejak pertama kali ditemukan, lubang semakin membesar. Sekarang ukuran lubang adalah sekitar 2 kali ukuran lapangan sepak bola dan ukuran dari dalam adalah sekitar 30 meter kedalaman.

Gelombang panas dari lubang dapat dirasakan sekitar beberapa ratus meter. Bahkan ketika diguyur oleh hujan, api membakar masih tidak mati. Tidak ada yang tahu berapa banyak volume gas itu terbakar dan yang tersisa di lubang selama lebih dari 35 tahun.

Jika di Indonesia, hal tersebut bisa dijumpai dengan kasus Lumpur Lapindo yang telah menelan rumah warga ribuan rumah warga serta membuat danau lumpur di wilayah Sidoarjo, Jawa Timur.(red/*b8) Tinggalkan komentar anda tentang Pintu Neraka Sudah ada di Uzbekistan

Jumat, 03 September 2010

Lebaran, Bus Transjakarta Tetap Beroperasi


Informasi terbaru Lebaran, Bus Transjakarta Tetap Beroperasi JAKARTA, MP - Para pengguna bus Transjakarta atau yang dikenal dengan sebutan busway tak perlu khawatir tidak dapat menggunakan jasa bus jalur khusus itu selama Lebaran. Sebab, bus Transjakarta tetap beroperasi selama Hari Raya Idul Fitri. Hanya saja, jam operasionalnya disesuaikan dengan kondisi lalu lintas di jalan-jalan ibu kota. Pasalnya, pada malam takbiran, jalan akan dipenuhi warga dan kendaraan yang ingin merayakan takbiran. Begitu juga dengan hari Lebaran pertama, jalan akan dipadati dengan warga yang melaksanakan shalat Idul Fitri.

Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) DKI Jakarta, Udar Pristono, mengatakan pihaknya bekerja sama dengan Badan Layanan Umum (BLU) Transjakarta akan mengatur jam operasional busway pada malam takbiran dan hari Lebaran.

Operasional busway pada malam takbiran dimulai pukul 05.00 dan berakhir pukul 18.30. Sedangkan pada Lebaran pertama, kata Udar, bus Transjakarta akan mulai beroperasi pukul 09.00-22.00. Pemunduran jam operasional bus Transjakarta tersebut dimaksudkan untuk memberikan kesempatan bagi para pramudi dan petugas Transjakarta melakukan shalat Idul Fitri.

“Sehingga mereka bisa bersilaturahmi dengan keluarga terdekat walaupun hanya sebentar, sebelum mereka bertugas kembali,” ujar Udar.

Kemudian pada hari Lebaran kedua dan seterusnya, jam operasional bus Transjakarta kembali seperti semula yaitu pukul 05.00-22.00.

Percepatan jam operasional bus Transjakarta, kata Udar, dikarenakan jalan-jalan regular dikhawatirkan dipadati oleh kendaraan-kendaraan bermotor baik roda dua maupun roda empat yang ingin melakukan takbir bersama di jalan. Dikhawatirkan turunnya warga ke jalan menyebabkan lalu lintas lumpuh total. Sehingga hal itu akan membuat bus Transjakarta mengalami gangguan.

Data BLU Transjakarta, jalur yang akan mengalami gangguan selama takbiran yaitu kawasan Monas, Hotel Indonesia, Balaikota, Tugu Tani, Matraman, Kramat jati, dan Pademangan. (red/*bj) Tinggalkan komentar anda tentang Lebaran, Bus Transjakarta Tetap Beroperasi

Kamis, 02 September 2010

Pembangunan MRT Harus Dipercepat


Informasi terbaru Pembangunan MRT Harus Dipercepat JAKARTA, MP - Setelah mendapatkan persetujuan dari pemerintah pusat baik dalam soal pinjaman dana maupun perubahan detail desain kereta bawah tanah (subway) atau mass rapid transit (MRT), Pemprov DKI Jakarta meminta agar target penyelesaian pembangunan MRT dengan rute Lebakbulus-Kampungbandan dipercepat dua tahun lebih awal. Artinya, MRT Koridor Selatan-Utara harus rampung dan dapat beroperasi pada tahun 2018, dari target semula yakni tahun 2020.

Gubernur DKI Jakarta, Fauzi Bowo, mengungkapkan, pemerintah pusat telah memberikan persetujuan untuk meneruskan rencana pembangunan MRT Koridor Selatan â€"Utara. Tidak hanya itu, rencana percepatan penyelesaian MRT Koridor Selatan-Utara dua tahun lebih awal juga sudah mendapat dukungan penuh dari pemerintah pusat.

“MRT ini kan sharing antara pusat dan daerah, maka sudah pasti akan dilanjutkan terus pembangunannya. Pusat sudah memberikan lampu hijau untuk diteruskan dan juga sudah menyetujui langkah percepatan yang akan kita lakukan,” ujar Fauzi, usai memaparkan Transportasi Massal di Jakarta di hadapan Wakil Presiden RI Boediono di Istana Wakil Presiden, Kamis (2/9).

MRT Koridor Selatan-Utara sepanjang 21,7 kilometer akan dibangun dalam dua tahap. Tahap I dengan rute Lebakbulus-Bunderan Hotel Indonesia (HI) sepanjang 15,5 kilometer yang terdiri dari 9,5 kilometer stasiun layang dan 6 kilometer stasiun bawah tanah. Tahap II dengan rute Bundaran HI-Kampungbandan sepanjang 6,2 kilometer yang terdiri 8 stasiun bawah tanah.

Awalnya, desain rute MRT Koridor Selatan-Utara yakni rute tahap I Lebakbulus-Dukuhatas dan tahap II Dukuhatas-Kampungbandan. Namun, karena lahan di Dukuhatas dinilai tidak memadai dan sudah terlalu ramai dengan bangunan, maka diambil kebijakan, rute dimajukan sekitar 900 meter ke Bundaran HI. Perubahan tersebut sudah disampaikan kepada pihak Japan International Corporation Agency (JICA) sebagai pihak pemberi dana pinjaman.

Direktur Utama PT MRT Jakarta, Tribudi Rahardjo mengatakan, perubahan desain MRT Tahap I dan II sudah mendapat persetujuan dari JICA. “Untuk perubahan tahap II sudah tidak ada masalah lagi. Bahkan, JICA sudah memberikan lampu hijau untuk memberikan pinjaman,” kata Tribudi yang turut mendampingi Gubernur DKI Jakarta dalam pertemuan tersebut.

Bahkan, sambungnya, pihak JICA sudah mengirimkan dokumen fact finding mission kepada PT MRT Jakarta. Saat ini dokumen itu sedang dievaluasi. Dalam dokumen itu, pihaknya tidak menemukan adanya permasalahan akibat perubahan desain rute. “Artinya sudah ada sinyal dari JICA, kita bisa teruskan dengan perubahan tersebut,” ujarnya.

Setelah itu akan dilakukan penandatanganan MOD (Manage of Discussion) antara Pemprov DKI dan pemerintah pusat melalui Kementerian Perhubungan dan Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas). Kemudian MOD tersebut akan dibawa ke pemerintah Jepang untuk diproses lebih lanjut. “Dalam MOD tersebut akan diskusikan dan menentukan harga proyek tersebut berapa. Selama ini, pemerintah pusat sudah setuju,” tuturnya.

Kendati demikian, lanjutnya, dengan adanya perubahan rute bukan berarti PT MRT bisa memperpanjang waktu penyelesaian pembangunan fisik MRT Koridor Selatan-Utara karena adanya penambahan 900 meter untuk membangun stasiun bawah tanah dari Dukuhatas ke Bundaran HI.

“Meski ada penambahan 900 meter harus membuat stasiun bawah tanah, kita tidak boleh menambah waktu penyelesaian MRT. Tetap target Tahap I harus selesai November 2016,” tambahnya. Tidak hanya itu, Gubernur DKI Jakarta juga meminta PT MRT Jakarta sudah dapat merampungkan MRT Koridor Selatan-Utara dari Lebakbulus-Kampungbandan pada tahun 2018, dua tahun lebih awal dari target semula yaitu 2020.

Untuk memenuhi permintaan Gubernur DKI Jakarta, dia mengatakan pihaknya akan melakukan penjadwalan ulang strategi pekerjaan, pemaketan hingga penataan stasiun. Agar semuanya bisa selesai pada tahun 2018. “Mudah-mudahan tidak molor. Saya optimis bisa rampung tahun 2018. Karena itu, saat ini PT MRT Jakarta akan melakukan penjadwalan ulang strategi pekerjaan dan pemaketan,” tegasnya. (red/*bj) Tinggalkan komentar anda tentang Pembangunan MRT Harus Dipercepat

Rabu, 01 September 2010

Atasi Anjal, Jakpus Gandeng Pengusaha


Informasi terbaru Atasi Anjal, Jakpus Gandeng Pengusaha JAKARTA, MP - Salah satu permasalahan yang dihadapi kota besar seperti Jakarta adalah soal keberadaan anak jalanan yang kecenderungannya meningkat setiap tahun. Tentunya, dibutuhkan penanganan khusus dan komprehensif untuk mengatasi masalah tersebut. Salah satunya dengan menggandeng para pelaku usaha agar secara bersama-sama membantu penanganan keberadaan anjal.

Para pelaku usaha diharapkan ikut serta dalam mengentaskan keberadaan anjal dengan memberikan berbagai pelatihan dan keterampilan kepada anak jalanan. “Upaya mengatasi anak jalanan dengan menggandeng pengusaha merupakan bagian dari implementasi dan komitmen Pemprov DKI untuk mewujudkan Jakarta bebas anjal yang dicanangkan pada tahun 2012 mendatang,” ujar Abdul Salam, Kasie Pengembangan Usaha Kesejahteraan Sosial, Sudin Sosial, Jakarta Pusat, Rabu (1/9).

Saat ini, dikatakan Abdul Salam, Sudin Sosial Jakarta Pusat telah memiliki program pelatihan keterampilan yang diperuntukan bagi anak jalanan dan anak-anak terlantar lainnya berupa pelatihan servis radiator dan tata boga. “Targetnya sekitar 100 anjal yang direkrut dari rumah singgah,” katanya.

Para pengusaha yang akan digandeng untuk bersama-sama mewujudkan program Jakarta bebas anjal di tahun 2012 diantaranya para pengusaha pembuatan kue kering dan basah, pengusaha salon kecantikan serta pengusaha sepatu hingga pihak ketiga seperti yayasan atau rumah singgah.

Ditambahkan Abdul, Sudin Sosial Jakarta Pusat, saat ini tengah membahas rencana tersebut bersama para pengusaha dan pihak ketiga seperti yayasan dan rumah singgah. “Kalangan pengusaha cukup meresponnya dengan baik. Mereka siap memberikan bantuan keterampilan secara gratis. Bahkan adapula yang siap memberikan pelatihan manajemen keuangan,” tandasnya. (red/*bj) Tinggalkan komentar anda tentang Atasi Anjal, Jakpus Gandeng Pengusaha