Sabtu, 28 Agustus 2010

THR Wajib Diberikan H-7 Lebaran


Informasi terbaru THR Wajib Diberikan H-7 Lebaran JAKARTA, MP - Pemprov DKI Jakarta mengingatkan kepada para pemilik perusahaan yang berada di wilayah DKI Jakarta, agar melakukan pembayaran Tunjangan Hari Raya (THR) minimal pada H-7 Lebaran atau tepat pada tanggl 4 September 2010 mendatang. Ketentuan pembayaran THR diatur dalam UU No 13 Tahun 2003 tentang Tenaga Kerja serta Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No 4 Tahun 1994 tentang THR.

Jika nantinya terdapat, perusahaan yang tidak melakukan pembayaran THR kepada karyawannya, berdasarkan kedua peraturan tadi, maka pengusaha dapat dikenai sanksi yakni, berupa denda maksimal Rp 100 juta atau denda kurungan badan selama 3 bulan.

Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) DKI Jakarta, Deded Sukendar menjelaskan, pihaknya telah melayangkan surat edaran kepada perusahaan-perusahaan di wilayah DKI Jakarta untuk segera menjalankan kewajibannya yaitu melakukan pembayaran THR kepada para karyawannya. “THR merupakan hak karyawan dan harus diberikan pada H-7 Lebaran,” ujar Deded.

THR wajib diberikan kepada karyawan yang telah bekerja lebih dari 12 bulan dengan besaran satu kali gaji. Untuk karyawan yang masa kerjanya belum mencapai 12 bulan, namun sudah bekerja lebih dari 3 bulan, THR dapat diberikan berdasarkan kebijakan perusahaan. “Bila tidak dilaksanakan, para karyawan bisa melaporkan perusahannya kepada Disnakertrans. Kami segera memberikan teguran peringatan dan sanksi,” katanya.

Perusahaan yang tidak mengindahkan peraturan itu, akan diberikan surat teguran tertulis untuk segera membayarkan THR kepada karyawannya. Jika tidak dilakukan juga, maka Disnakertrans DKI Jakarta akan memberikan denda dan ancaman kurungan penjara bagi pemilik perusahaan.

Meski begitu, kata Deded, sejauh ini belum ada perusahaan atau industri yang mengajukan keberatan melakukan pembayaran THR. Begitupun sebaliknya, belum ada pula karyawan yang melaporkan perusahannya yang tidak membayarkan THR. “Perekonomian di Jakarta sudah lebih kondusif. Sehingga belum ditemukan perusahaan yang ingkar membayarkan THR kepada karyawannya. Kami harap tahun ini juga sama seperti tahun-tahun sebelumnya, yakni THR dapat dibayarkan,” tandasnya.

Data dari Disnakertrans DKI Jakarta menyebutkan, saat ini tercatat ada sebanyak 29.191 perusahaan dengan jumlah pekerja sebanyak 2.004.571 karyawan. (red/*bj)
Tinggalkan komentar anda tentang THR Wajib Diberikan H-7 Lebaran

Kamis, 26 Agustus 2010

Sepuluh Pasangan Mesum Dirazia


Informasi terbaru Sepuluh Pasangan Mesum Dirazia JAKARTA, MP - Sepuluh pasangan mesum yang tengah berduaan di hotel kelas melati dirazia petugas Kepolisian Sektor Metro Tanahabang dan Satuan Polisi Pamong Praja Jakarta Pusat. Seluruh pasangan mesum itu tersebut terjaring saat tengah berduaan di dalam kamar hotel kelas melati, seperti Hotel Parmin, Hotel Jaya Sumatera, Hotel Jati, dan Hotel Tugu Asri.

"Kita nggak ngapa-ngapain, kita baru datang, kok Jadi jangan bawa kita ya pak," mohon Pipit (20) seraya berlinangan air mata dan pasangannya Danu (21). Keduanya ditangkap saat tengah tidur-tiduran di kamar Hotel Tugu Asri.

Kepada petugas kedua warga Tomang, Grogol Petamburan, Jakarta Barat itu mengaku dirinya baru check in di kamar seharga Rp 65.000 pada pukul 16.00. Dan tidak lama kemudian, petugas datang untuk mengamankannya. "Kami baru satu kali ke hotel, biasanya kami bermesraan di rumah," terang Pipit.

Selain pasangan Danu dan Pipit, di hotel tersebut, petugas juga mendapati seorang lelaki dengan seragam Dinas Perhubungan. Lelaki itu mengaku bernama Iwan dan bekerja sebagai pegawai tidak tetap di Sudin Dishub Jakbar.

Iwan didapati bersama seorang wanita di dalam kamar hotel. Iwan mengaku hanya ingin dikeroki, karena sedang masuk angin. Meski demikian Iwan tetap dijaring untuk dimintai keterangan.

Di hotel lain, beberapa pasangan mesum juga terkena operasi. Rata-rata, mereka meminta agar jangan dibawa ke kantor polisi. Waktu digiring petugas dari hotel, warga sekitar menyoraki mereka. "Nggak ada waktu lain apa, lagi bulan puasa juga," ujar warga.

Wakil Kepolisian Sektor Metro Tanahabang, Ajun Komisarir Polisi (AKP) Kasmono mengatakan, razia itu merupakan rangkaian razia pada Operasi Patuh Jaya. "Razia ini bertujuan untuk menghormati dan menjaga kesucian bulan Ramadhan," katanya.

Kepala Seksi Operasional Satpol PP Jakpus Bernard Oktavianus Pasaribu membenarkan jajarannya ikut membantu polisi Polsektro Tanahabang yang melakukan razia di kamar-kamar hotel. "Pelaksana operasinya Polisi dan Satpol PP Tanahabang, kita tadi hanya mengirimkan anggota saja," kata Bernard. (cok) Tinggalkan komentar anda tentang Sepuluh Pasangan Mesum Dirazia

Rabu, 25 Agustus 2010

Usai Lebaran, 6 BUMD Akan Didivestasi


Informasi terbaru Usai Lebaran, 6 BUMD Akan Didivestasi JAKARTA, MP - Setelah tertunda selama kurang lebih dua tahun serta untuk mengurangi kerugian yang selama ini diderita, Pemprov DKI Jakarta akhirnya memastikan segera melakukan divestasi terhadap enam Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) DKI Jakarta usai Lebaran nanti. Saat ini, proses kesiapan administrasi serta kebijakan divestasi BUMD DKI tengah dalam pengkajian Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan (BPKP). Nantinya, setelah rekomendasi dari BPKP dikeluarkan, divestasi dapat segera dilakukan dengan nilai total divestasi sebesar Rp 16,35 miliar.

Divestasi akan dilakukan terhadap PT Jaya Nur Sukses sebesar Rp 6,7 miliar, PT Rheem Indonesia Rp 210 juta, PT Alakasa Industrindo Rp 4,8 miliar, PT Pakuan International Rp 1,34 miliar, PT Bumi Grafika Jaya Rp 1,2 miliar, dan PT Determinan Indah Rp 2,1 miliar.

Kepala Bagian BUMD Biro Perekonomian DKI Jakarta, Eben Siregar, menyatakan, kebijakan divestasi terhadap enam BUMD dipastikan dilakukan tahun ini. Pasalnya, proses administrasi persiapan divestasi telah rampung. Seperti, penaksiran harga divestasi enam BUMD dari appraisal, persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) DKI Jakarta, dan penilaian dari konsultan keuangan independen.

“Karena gubernur ingin pelaksanaan divestasi aman dan tidak menyalahi prosedur hukum dan peraturan yang berlaku, maka proses administrasi persiapan divestasi diserahkan kepada BPKP untuk meminta opini dari lembaga tersebut,” ujar Eben Siregar di Balaikota, Rabu (25/8).

Permintaan opini kepada BPKP ditujukan untuk menilai proses administrasi persiapan divestasi apakah sudah sesuai dengan peraturan dan hukum yang berlaku atau tidak. Jika nantinya rekomendasi BPKP menyatakan sudah sesuai, divestasi enam BUMD segera dilakukan. Diharapkan rekomendasi BPKP tersebut dapat dikeluarkan usai Lebaran tahun ini. “Kami pastikan tahun ini divestasi dilakukan. Pokoknya begitu keluar rekomendasi BPKP yang menyatakan sudah sesuai dengan hukum dan peraturan, langsung enam BUMD tersebut didivestasi,” katanya.

Rencananya, hasil divestasi enam BUMD tersebut akan dimasukkan ke kas penerimaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) DKI tahun anggaran 2010. Eben membantah kalau nilai divestasi akan dialihkan untuk mendanai proyek-proyek pembangunan di Kota Jakarta. “Kalau mau digunakan untuk proyek pembangunan, ya kita serahkan saja kepada DPRD untuk dibahas bersama Pemprov DKI,” tuturnya.

Ditambahkan Eben, saat ini pihaknya tengah mempersiapkan beberapa persyaratan penawaran kepemilikan saham Pemprov DKI di enam BUMD kepada pihak calon pembeli siaga (standby buyer) seperti yang tertuang dalam aturan Undang Undang Pasar Modal.

Sebelumnya, Langkah Pemprov DKI menunda waktu divestasi dilakukan untuk menunggu situasi pasar finansial stabil dan membaik, karena divestasi berkaitan dengan uang daerah yang tidak bisa dilakukan dengan sembarangan. Jika Pemprov DKI tetap nekat melakukan divestasi, bisa berdampak buruk pada hasil atau harga yang diperoleh dari divestasi di pasaran.

Setelah krisis keuangan global terlewati dan roda perekonomian mulai stabil, Eben optimis hasil divestasi akan mencapai target yang ditetapkan. Hitungan itu berdasarkan atas saham aktiva yang dimiliki Pemprov DKI Jakarta di setiap perusahaan tersebut. (red/*bj) Tinggalkan komentar anda tentang Usai Lebaran, 6 BUMD Akan Didivestasi

Selasa, 24 Agustus 2010

Asyiknya, Berburu Parsel di Cikini


Informasi terbaru Asyiknya, Berburu Parsel di Cikini JAKARTA, MP - Berkunjung ke sanak saudara saat hari raya Idul Fitri kurang lengkap jika tidak membawa buah tangan. Bagi Anda yang kebingungan mencari buah tangan yang pas, datang saja ke lantai dasar Stasiun Cikini, Menteng, Jakarta Pusat. Selama ini, Cikini memang dikenal sebagai pusatnya pedagang parsel terbesar di wilayah Jakarta Pusat. Di daerah ini pula, sekitar puluhan pedagang parsel berkompetisi mencari keuntungan dalam satu atap.

Sri (52), salah seorang pengusaha parsel mengaku, dirinya mulai berusaha sebagai pedagang parsel sejak awal puasa. Bahkan dia mengaku sejak awal puasa sudah kebanjiran pesanan parsel. "Selama bulan puasa ini sekitar 100 set parsel sudah laku terjual," ujarnya, Selasa (24/8).

Peningkatan pesanan parsel diakui Sri akan melonjak pada H-7 Lebaran. Saat itu, menurutnya, lebih dari 100 set parsel laku terjual. "Seperti tahun kemarin, seminggu sebelum Lebaran sekitar 500 set parcel sudah laku terjual. Kalau saat ini hanya pesanan saja," kata wanita yang mengaku sudah berjualan parsel selama 5 tahun itu.

Peningkatan hasil penjualan pun berdampak pada pendapatan yang dialami oleh toko miliknya. Menurutnya sejak dibukanya usaha parcel pada awal puasa, dirinya mempu meraup keuntungan sebesar 3 hingga 4 juta perhari. Dan jumlah tersebut diprediksikan meningkat menjadi 10 sampai 15 juta per hari.

Sri mengaku di toko miliknya terjual beraneka ragam parsel mulai dari isi dan bentuk. Untuk isi sendiri lanjut Sri, parsel dibedakan menjadi dua, yakni parsel snack atau makanan dan parsel keramik yang berisi gelas piring atau hiasan. "Untuk parsel ukuran jumbo harganya mencapai Rp 1 juta hingga Rp 3,5 juta, tapi kalau yang biasa, harga mulai Rp 200 ribu," katanya.

Selain di Cikini, pedagang parsel juga terdapat Jl Letjen Soeprapto, Cempakaputih. Ratusan parcel dihias menarik dan dipajang di toko-toko sepanjang jalan tersebut. Para pedagang tampaknya tidak mau kehilangan momen hari raya untuk meraup rezeki besar.

Seperti yang dilakukan Oscar Siregar, salah seorang pemilik toko parsel. Oskar bahkan telah menjual parsel di tokonya sejak awal bulan Ramadhan lalu. Puluhan parsel dari berbagai jenis dan ukuran menghiasi toko yang bernama "A.A Parcel" itu. Meski sampai saat ini pengunjung yang datang ke tokonya baru sekadar bertanya-tanya dan belum membeli, namun menurutnya geliat permintaan parsel sudah mulai terlihat. "Pengunjung masih sekadar tanya-tanya atau meminta brosur, tapi jumlahnya banyak," kata pengusaha percetakan yang kemudian beralih menjadi usaha parsel saat puasa ini.

Peningkatan pemesanan parsel, kata Oscar, biasanya baru akan terjadi pada dua atau satu minggu sebelum Lebaran. Saat itu, sekitar 50 hingga 70 parcel akan laku terjual per hari. "Pada minggu-munggu itu kita sibuk melayani pengunjung yang membeli atau minta antar parsel ke tempat tujuan," ujar Oscar saat dijumpai di gerai parsel miliknya.

Yusuf Kardono (49) warga Menteng, Jakarta Pusat mengaku, tradisi mengirim parsel sudah terjadi puluhan tahun silam. Dan ini yang mengilhami Yusuf untuk berkirim parsel saat akan Lebaran. "Saya pesan parsel untuk mengirim ke sahabat atau klien saya, terlebih saat mendekati Lebaran," kata pria yang bekerja sebagai Manajer Operasional salah satu perusahaan swasta di Jakarta itu.

Untuk menghindari ramainya pesanan parsel yang ia beli, Yusuf selalu memesan parsel jauh-jauh hari sebelum Lebaran, yang kemudian akan dikirim sekitar seminggu sebelum Lebaran. "Takut ramai atau kehabisan kalau kita pesan parsel mendekati hari raya, jadi saya pesan dulu. Kalau dikirimnya ya deket-deket Lebaran saja," katanya. (red/*bj) Tinggalkan komentar anda tentang Asyiknya, Berburu Parsel di Cikini

Rabu, 18 Agustus 2010

Calo Tiket Dibekuk di Stasiun Gambir


Informasi terbaru Calo Tiket Dibekuk di Stasiun Gambir JAKARTA, MP - Seseorang yang diduga sebagai calo tiket di Stasiun Kereta Api (KA) Gambir, Jakarta Pusat berhasil dibekuk petugas keamanan stasiun. Ya, Hendri Haryono (52) yang diduga sebagai calo tiket akhirnya diamankan petugas keamanan Stasiun Gambir berikut barang bukti berupa tiga lembar tiket KA Eksekutif Argo Sindoro jurusan Semarang, Rabu (18/8) kemarin. Petugas terpaksa mengamankan Hendri lantaran kedapatan menjual tiket khusus milik pegawai PT KA kepada orang lain dengan harga jauh lebih murah dibandingkan harga tiket resmi.

Asmat Saputra, salah seorang karyawan PT KAI yang ditemui di Stasiun Gambir mengungkapkan, peristiwa itu bermula setelah pihak keamanan stasiun menaruh rasa curiga dengan aksi Hendri yang coba menawarkan tiket KA Argo Sindoro jurusan Semarang kepada pengunjung stasiun dengan harga murah dibanding harga resmi yang ditetapkan PT KAI. Lantaran kecurigaan itu, petugas pun terus memantau gerak gerik pria berusia 52 tahun tersebut.

Guna menjerat si pelaku, terang Asmat, ia bersama rekannya yang lain akhirnya menyamar menjadi seorang penumpang yang berpura-pura membutuhkan tiket. “Sewaktu transaksi dengan petugas yang menyamar, pelaku akhirnya berahasil diamankan berikut barang bukti sebuah tiket KA khusus karyawan,” ujar Asmat.

Sementara itu, Hendri sendiri hingga kini mengelak jika dirinya dituduh sebagai calo yang biasa beraksi di sekitar Stasiun Gambir. Ia mengaku memperoleh tiga lembar tiket KA Argo Sindoro tujuan Semarang Tawang dari seorang temannya. Menurutnya, satu tiket diantaranya akan digunakannya untuk pulang ke Semarang pada pukul 16.45. “Saya tidak ada niat untuk menjual tiket. Karena hanya terpakai satu jadi yang dua saya tawarkan ke orang lain takutnya mubazir,” ujar Hendri yang mengaku tinggal di kawasan Fatmawati, Jakarta Selatan.

Kepala Stasiun Gambir, Sofyan Hasan membenarkan tertangkapnya Hendri berdasarkan pengamatan dan pantauan yang dilakukan petugas keamanan stasiun. Petugas menaruh curiga, lantaran Hendri menawarkan tiket KA eksekutif dengan harga murah dibanding harga tiket resmi yang dikeluarkan PT KAI. "Tiket resmi KA eksekutif jurusan Semarang harganya Rp 250 ribu per kursi, tapi pelaku menjualnya dengan harga Rp 200 ribu," kata Sofyan.

Meski pelaku mengelak, lanjut Sofyan, pihaknya tetap akan melaporkan Hendri ke Polsek Gambir guna pemeriksaan lebih lanjut. “Sejak beredar di Stasiun Gambir terdapat calo, kami langsung kerahkan petugas intel kami. Hasilnya satu orang yakni, Hendri kami amankan dan diserahkan ke pihak kepolisian untuk pemeriksaan lebih lanjut. Sementara ada juga mereka yang kami lepaskan karena tidak terbukti sebagai calo,” tandasnya. (red/*bj) Tinggalkan komentar anda tentang Calo Tiket Dibekuk di Stasiun Gambir

Kamis, 12 Agustus 2010

Omzet Kue Subuh Pasar Senen Melonjak


Informasi terbaru Omzet Kue Subuh Pasar Senen Melonjak JAKARTA, MP - Pamor kue subuh di Pasar Senen, Jakarta Pusat, pada bulan puasa ini terus menunjukkan kepopulerannya. Nikmatnya rasa dan beragamnya jenis kue yang dijual pedagang menjadi daya tarik tersendiri bagi pembeli. Kondisi ini tentu saja membuat omzet pedagang mengalami peningkatan jika dibandingkan pada hari biasa.

Dadang Hamidin (42) pedagang kue subuh mengakui pada bulan Ramadhan kali ini omzet penjualannya meningkat. Jika di hari biasa ia hanya bisa meraih keuntungan sekitar Rp 2,3 juta, kini keuntungan yang didapatnya bisa mencapai Rp 3 juta. Dadang memprediksi penjualan kue akan terus meningkat hingga mendekati lebaran. "Mereka beli kue untuk berbuka puasa atau dijual lagi kepada masyarakat yang membutuhkan makanan untuk berbuka," kata pria yang bermukim di Gang Sepatu, Kramat Pulo, Jakarta Pusat ini, Kamis (12/8).

Hal serupa diungkapkan Tatik Nurohmah (32), pedagang kue kering di lantai 1 Blok C, Pasar Senen. Tatik mengaku dalam sehari permintaan kue di tokonya bisa 10-15 bungkus. Padahal pada hari biasa, 5 bungkus pun belum tentu terjual.

Tatik mengaku, omzet penjualan kue di tokonya pada hari biasa berkisar Rp 2,5 juta, namun di bulan Ramadhan ini omzetnya meningkat sekitar Rp 3,5 juta. Jumlah tersebut dapat meningkat 50 persen di saat seminggu sebelum lebaran. "Ramadhan tahun lalu mendekati H-7 hingga H-5 lebaran keuntungan yang saya dapat bisa mencapai Rp 5-6 juta," tegas warga Tebet, Jakarta Selatan ini.

Tatik menyebut, beberapa kue yang laris terjual adalah jenis kue kering seperti kue salju, kue kacang bulan sabit, kue sisir, nastar, putri salju atau astor. Selain harganya yang murah dan rasanya yang lezat, jenis kue kering tersebut juga cukup awet hingga beberapa hari ke depan. Selain itu, kue dadar gulung, risoles, lemper, pastel dan beberapa aneka kue lainnya juga cukup diminati pembeli. Untuk jenis kue kering Tatik biasa menjual Rp 5 ribu-20 ribu per plastik atau per toples. Sementara kue basah jenis risoles, lontong, bolu dijualnya mulai dari Rp 750-3 ribu per buah. (red/*bj) Tinggalkan komentar anda tentang Omzet Kue Subuh Pasar Senen Melonjak