Selasa, 27 April 2010

Penyerapan APBD Masih Rendah, TKD Kepala Dinas Terancam Dipotong


Informasi terbaru Penyerapan APBD Masih Rendah, TKD Kepala Dinas Terancam Dipotong JAKARTA, MP - Penyerapan belanja langsung Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) DKI Jakarta dinilai masih sangat rendah. Bagaimana tidak, hingga 26 April 2010, penyerapan APBD masih di bawah tiga persen dari total alokasi sebesar Rp 16,2 triliun. Padahal, memasuki triwulan II, penyerapan belanja langsung seharusnya sudah mencapai 15 persen. Karena itu, Pemprov DKI Jakarta akan memberikan sanksi kepada Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) yang penyerapan anggarannya masih rendah. Salah satunya dengan memangkas pemberian TKD pimpinan SKPD yang besarannya mencapai 40 persen.

Gubernur DKI Jakarta, Fauzi Bowo mengatakan, sanksi pemotongan TKD merupakan langkah penilaian kinerja pimpinan SKPD atau Kepala Dinas di jajaran Pemprov DKI Jakarta. Karena selama ini, kinerja staf Pegawai Negeri Sipil (PNS) di suatu SKPD akan dinilai oleh pimpinan SKPD. Sedangkan penilaian kinerja pimpinan SKPD merupakan hak dirinya selaku Gubernur Provinsi DKI Jakarta.

“Satu sisi, penilaian kinerja staf oleh pimpinan SKPD sudah berjalan. Ini dilakukan agar mereka tidak sekedar datang. Tapi harus dilihat hasil kerja dan outputnya. Saya juga punya hak untuk menilai pimpinan SKPD-nya,” ujar Fauzi Bowo usai mengikuti Rapim di Balaikota DKI Jakarta, Jalan Medan Merdeka Selatan, Gambir, Jakarta Pusat.
Dengan demikian, penerapan pemberian TKD kepada PNS yang diberlakukan sejak awal Januari lalu bisa semakin merata, yakni dari pejabat tertinggi hingga terendah. Karena itu, dirinya akan memberikan penilaian langsung pengguna anggaran yaitu para pimpinan SKPD dan kuasa pengguna anggaran yakni pimpinan proyek kegiatan lelang anggaran melalui penyerapan anggaran di masing-masing Dinas. Jika tidak mencapai target, maka TKD mereka bisa dipotong karena artinya kinerja yang bersangkutan menurun.

“Pesan saya kepada seluruh pimpinan SKPD di jajaran Pemprov DKI Jakarta, penilaian kinerja bukan semata-mata pada tingkat staf saja. Tetapi juga akan diberlakukan untuk pimpinan SKPD sebagai pengguna anggaran. Artinya, TKD mereka bisa dipotong jika kinerja tidak baik,” tegas Bang Fauzi, sapaan akrab Fauzi Bowo.

Kepala Badan Pengelola Keuangan Daerah (BPKD) Pemprov DKI Jakarta, Sukri Bey membenarkan, hingga hari ini penyerapan belanja langsung memang masih memprihatinkan yakni, masih di bawah 3 persen dari total yang dialokasikan.

Umumnya, rendahnya penyerapan belanja modal itu terjadi pada SKPD dengan anggaran terbesar dari seluruh APBD DKI Jakarta. Untuk menggenjot pencapaian belanja langsung tersebut, Pemprov DKI akan membuat surat edaran untuk seluruh SKPD yang ada, mengenai target realisasi belanja DKI Jakarta tahun ini. Surat edaran itu terkait jika SKPD tidak mampu melaksanakan anggaran sesuai target, maka mereka akan diberikan teguran dan sanksi pemotongan TKD.

Untuk memantau penyerapan anggaran, Sukri menegaskan, Gubernur telah menginstruksikan BPKD dan seluruh Asisten Sekretaris Daerah DKI Jakarta untuk terus melakukan monitoring dan pengawasan ketat pada seluruh SKPD yang ada, agar kinerja penyerapan terus membaik dan mencapai target yang telah ditetapkan.

Dia menjelaskan, secara total penyerapan belanja DKI Jakarta hingga saat ini baru mencapai 13,88 persen atau Rp 3,37 triliun dari total APBD DKI Jakarta 2010 yang besarnya mencapai Rp 24,28 triliun. Padahal, Pemprov DKI Jakarta menargetkan hingga akhir April target belanja sudah terealisasi 15 persen. Meski masih di bawah target, angka itu mengalami kenaikan 2,8 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang angkanya hanya mencapai 11,07 persen.

“Kita ada peningkatan 2,80 persen. Namun kita terus melakukan monitoring terhadap SKPD yang penyerapannya masih rendah. Untuk itu akan kita buat semacam surat edaran yang menegaskan SKPD yang anggaran penyerapannya rendah tanpa suatu alasan yang tepat, maka menjadi penilaian kinerja dan akan dikenaan sanksi,” kata Sukri Bey.

Target realisasi belanja langsung DKI Jakarta hingga Semester I Tahun 2010 atau hingga Juni mencapai 35 persen dari total anggaran Rp 16,22 triliun. “Jika dalam target tersebut tidak tercapai, maka peringatan dan sanksi akan langsung diberikan. Salah satunya, pemotongan TKD. Ini arahan dari Gubernur Fauzi Bowo,” tandasnya. (red/*bj) Tinggalkan komentar anda tentang Penyerapan APBD Masih Rendah, TKD Kepala Dinas Terancam Dipotong

Senin, 26 April 2010

Eksekusi Rumah di Menteng Ricuh


Informasi terbaru Eksekusi Rumah di Menteng Ricuh JAKARTA, MP - Proses eksekusi terhadap sebuah rumah di Jalan Tambak I No 2A, Pegangsaan, Menteng, Jakarta Pusat, Senin (26/4) kemarin berlangsung ricuh.

Kericuhan bermula, ketika pemilik rumah menghalang-halangi kedatangan puluhan petugas juru sita dari Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Pusat yang berniat hendak mengosongkan rumah tersebut. Aksi saling dorong akhirnya tidak terhindarkan, saat petugas juru sita mencoba masuk ke dalam lokasi rumah.

Kemudian, situasi pun akhirnya semakin memanas karena diluar dugaan sang pemilik rumah, Ana Lumban Raja bersikeras menolak proses eksekusi dan memilih bertahan di dalam tempat tinggalnya tersebut.

Petugas Kepolisian Polres Metro Jakarta Pusat yang dibantu petugas Satpol PP Jakarta Pusat kemudian berusaha menerobos barikade massa yang berupaya mempertahankan rumah seluas sekitar 300 meter tersebut. Aksi saling dorong antara petugas juru sita denngan pemilik rumah berlangsung hampir selama 30 menit.

Kericuhan kemudian berakhir, setelah tim juru sita dibantu petugas keamanan berhasil merangsek masuk rumah tersebut. sang pemilik rumah, Ana Lumban Raja akhirnya luluh dan bersedia mengemasi perabot rumah tangga serta barang-barang lain miliknya untuk keluar dari rumah itu.

Andri (26) salah seorang yang ikut mempertahankan rumah itu mengaku, dirinya dan puluhan orang lainya itu adalah kerabat Ani Lumban Raja. “Kami perduli dengan pemilik rumah,” katanya.

Budi Raharjo, Juru Sita PN Jakarta Pusat menjelaskan, latar belakang eksekusi terjadi setelah putusan PN Jakarta Pusat yang memutuskan untuk mengosongkan rumah itu. Dasar putusan itu sendiri, jelas Budi, karena Ani Lumban Raja dan sang suami Lumban Raja berkonflik dengan seorang wanita bernama Magdalena. Putusan tetap PN Jakarta Pusat memutuskan Ani Lumban Raja kalah dan rumah itu dilelang pada tahun 1986’” jelasnya.

Akan tetapi sekian tahun berlalu, Ani dan keluarga tak mau meninggalkan rumah itu meski pemenang lelang yaitu Syifa Ananta mau menempatinya. Bahkan Ani dan sang suami tak kunjung mengosongkan rumah kendati Syifa Ananta telah wafat. “Kini ahli waris dari Syifa Ananta meminta putusan PN Jakarta Pusat itu dijalankan yakni mengosongkan rumah,” tandas Budi. (red/*bj) Tinggalkan komentar anda tentang Eksekusi Rumah di Menteng Ricuh

Minggu, 18 April 2010

Kerugian Kerusuhan Koja Capai Rp 22,9 Miliar


Informasi terbaru Kerugian Kerusuhan Koja Capai Rp 22,9 Miliar JAKARTA, MP - Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta memperkirakan total kerugian akibat bentrok fisik antara Satpol PP dengan massa, saat akan mengeksekusi gapura dan pendopo di areal makam Mbah Priok, Rabu (14/4) lalu, mencapai Rp 22,955 miliar. Jumlah tersebut didasarkan pada banyaknya kendaraan dan peralatan petugas yang dirusak massa. Seperti truk, mobil operasional, sepeda motor, helm dan tameng antihuruhara, serta rompi pulset yang dirusak dan dibakar. Rencananya, penggantian seluruh alat operasional Satpol PP akan diusulkan pada penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Perubahan (APBD-P) 2010.

Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo, mengatakan, telah menginventarisir jumlah kerugian yang dialami Pemprov DKI saat kerusuhan Koja. “Kerugian akibat rusak, hilang dan terbakarnya peralatan serta perlengkapan operasional Satpol PP mencapai Rp 22,9 miliar,” kata Fauzi Bowo, dalam lanjutan Rapat Paripurna Penyampaian Keterangan Gubernur DKI Tentang Kasus Koja di DPRD DKI, Jakarta.

Perlengkapan yang rusak, hilang, dan terbakar diantaranya sebanyak 24 unit truk senilai Rp 7,099 miliar, 43 mobil operasional panther senilai Rp 9,69 miliar, 14 mobil operasional KIA pikap senilai Rp 1,78 miliar, dua mobil komando senilai Rp 453,45 juta, dua mobil kijang senilai Rp 240 juta dan satu sepeda motor senilai Rp 24,499 juta. Tak hanya itu, juga ada 575 unit helm antihuruhara senilai Rp 287,5 juta, 575 tameng antihuruhara senilai Rp 562,925 juta dan 575 rompi pulset senilai Rp 2,806 miliar.

Dengan kerugian sebesar itu, Fauzi mengharapkan kerusuhan yang terjadi di Jl Dobo, Koja, Jakarta Utara pada Rabu (14/4) lalu itu tidak terulang kembali. Sebab, Pemprov DKI harus mengganti semua peralatan dan perlengkapan yang rusak, hilang, dan terbakar melalui APBD DKI.

Terkait dengan hal itu, Sekretaris Daerah (Sekda) Pemprov DKI, Muhayat, menegaskan, untuk mengganti semua peralatan dan perlengkapan yang rusak, hilang, dan terbakar akan diusulkan pada APBD Perubahan DKI Tahun 2010. “Kita upayakan akan kita usulkan pada penyusunan APBD Perubahan DKI 2010. Kami harap itu disetujui oleh anggota dewan,” ujar Muhayat.

Wakil Ketua DPRD DKI, Lulung Lunggana mempersilakan pihak eksekutif untuk mengusulkan anggaran penggantian perlengkapan dan peralatan Satpol PP DKI yang hilang, rusak, dan terbakar saat kerusuhan. “Kita akan lihat urgensinya. Kalau memang diperlukan dan tidak memberatkan keuangan di APBD ya akan kita setujui,” kata Lulung usai Rapat Paripurna Lanjutan di DPRD DKI.

Sedangkan kerugian yang dialami PT Pelindo II karena pada saat bentrokan terjadi kegiatan shift dua dan tiga di terminal petikemas Koja terhenti diperkirakan mencapai Rp 9 miliar. (red/*bj) Tinggalkan komentar anda tentang Kerugian Kerusuhan Koja Capai Rp 22,9 Miliar

Sabtu, 17 April 2010

Kepala Satpol PP DKI Dibebastugaskan


Informasi terbaru Kepala Satpol PP DKI Dibebastugaskan JAKARTA, MP - Gubernur DKI Jakarta, Fauzi Bowo, akhirnya membebastugaskan Kepala Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) DKI, Harianto Badjoeri dari kendali operasi untuk sementara waktu. Pembebastugasan ini dilakukan demi mendukung investigasi kemanusiaan yang dilakukan oleh tim dari Palang Merah Indonesia (PMI) dalam peristiwa bentrokan di kawasan makam Mbah Priok, Jakarta Utara pada Rabu (14/4) lalu.

“Saya bebaskan Kepala Satpol PP dari kendali operasi,” kata Fauzi Bowo, saat Rapat Paripurna Istimewa DPRD DKI Jakarta Jumat (16/4) malam. Sejauh ini Pemprov DKI telah meminta PMI untuk melakukan investigasi dalam peristiwa Priok. Sehingga keputusan membebastugaskan Kasatpol PP perlu dilakukan. Ini dilakukan hanya untuk sementara waktu, sampai ada keputusan hasil penyelidikan.

Rapat Paripurna DPRD DKI dengan agenda tunggal mendengarkan penjelasan gubernur DKI atas hak interpelasi, sedianya dijadwalkan digelar pukul 14.00 namun baru dimulai pukul 15.30 atau molor satu setengah jam dari jadwal semula. Molornya jadwal tersebut akibat perbedaan tafsir terhadap keputusan rapat paripurna istimewa, Kamis (15/4) yang memutuskan penggunaan hak interpelasi.

Dalam rapat yang dipimpin Ketua DPRD DKI Ferrial Sofyan, gubernur membeberkan kronologi kasus sengketa lahan hingga pecahnya insiden berdarah. Setelah pemamaparan gubernur, delapan fraksi mengajukan pertanyaan secara bergantian. Rapat akhirnya diskorsing pada pukul 18.00 untuk shalat Maghrib.

Pimpinan sidang yang didampingi empat Wakil Ketua DPRD, yakni Triwisaksana, Sayogo Hendrosubroto, Lulung Lunggana dan Inggard Joshua memberikan waktu skors 30 menit. Namun, rapat baru dilanjutkan kembali pada pukul 19.30 Wib dengan agenda jawaban gubernur. Dalam kesempatan itu, gubernur hanya menjawab sebagian pertanyaan anggota dewan, karena terbatasnya waktu. Sebab, gubernur harus menghadiri tahlilan meninggalnya ayahhandanya. Gubernur mengusulkan untuk memberikan jawaban secara tertulis pada rapat paripurna berikutnya.

Terkait adanya dugaan kucuran dana operasional dari PT Pelindo, saat Satpol PP melakukan penertiban gapura dan pendopo di areal makam Mbah Priok, gubernur mengaku baru mendengar hal itu. Menurutnya, kalau informasi tersebut benar pihaknya akan menelusuri. “Kalau itu benar, saya minta ditelusuri, dari siapa, melalui siapa dana itu dialirkan,” ujarnya.

Ketua DPRD DKI, Ferrial Sofyan menawarkan opsi rapat paripurna dengan agenda mendengarkan jawaban gubernur dilanjutkan minggu depan (Kamis 22/4). “Apakah rapat paripurna akan dilanjutkan pada minggu depan?” tanya Ferrial. Secara serentak anggota DPRD menjawab setuju. Lalu Ferrial mengetuk palu sidang pertanda rapat paripurna diskorsing.

Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta, Lulung Lunggana mengaku puas dengan keputusan gubernur menonaktifkan Kasatpol PP. Hal ini sesuai keinginan sebagian anggota dewan. Terlebih saat rapat paripurna diskorsing, pimpinan DPRD menggelar rapat internal. Dalam rapat tersebut disepakati agar Kepala Satpol PP Harianto Badjoeri dinonaktifkan. Mengenai keterlibatan pihak-pihak lain, Lulung menilai terlalu prematur untuk dibeberkan sekarang. “Proses pemberhentian PNS ada mekanismenya. Tidak bisa secara tiba-tiba, tapi melalui proses di Inspektorat,” ujar politisi PPP ini.

Terkait hal ini, Direktur Eksekutif Masyarakat Pemantau Kebijakan Eksekutif dan Legislatif (Majelis), Sugiyanto, menilai langkah Gubernur Fauzi Bowo membebastugaskan Kepala Satpol PP merupakan langkah bijaksana. Hal ini juga menunjukkan komitmen gubernur dalam penanganan masalah ini dan menunggu tim investigasi PMI. “Untuk itu semua pihak diharapkan untuk bisa menahan diri agar tidak timbul keresahan di masyarakat,” pungkasnya.(red/*bj) Tinggalkan komentar anda tentang Kepala Satpol PP DKI Dibebastugaskan

Selasa, 13 April 2010

1,6 Juta Wisman Ditargetkan Berkunjung ke Jakarta


Informasi terbaru 1,6 Juta Wisman Ditargetkan Berkunjung ke Jakarta JAKARTA, MP - Gencarnya promosi pariwisata Jakarta di dalam maupun luar negeri, membuat Pemprov DKI berani menargetkan kunjungan wisatawan mancanegara tahun 2010 ini sebanyak 1,6 juta orang. Target ini meningkat sekitar 9,2 persen dari jumlah kunjungan wisman tahun 2009 yang hanya mencapai 1.451.914 kunjungan.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik DKI Jakarta, secara kumulatif kunjungan wisman selama tahun 2009 mencapai 1.451.914 kunjungan. Angka ini mengalami penurunan 5,38 persen dibandingkan dengan jumlah kunjungan wisman sepanjang tahun 2008 yang mencapai 1.524.032 kunjungan.

Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan DKI Jakarta, Arie Budhiman menegaskan, pihaknya akan bekerja keras untuk menaikkan jumlah kunjungan wisman ke Jakarta hingga akhir tahun 2010 ini. “Saya tidak mau penurunan kunjungan wisman terjadi seperti pada perbandingan antara tahun 2008 dengan 2009. Tahun ini harus meningkat,” kata Arie Budhiman di Jakarta, Selasa (13/4).

Arie merasa optimistis target itu bisa tercapai karena prediksi pertumbuhan kunjungan wisatawan ke Jakarta akan lebih baik dibandingkan tahun lalu, yang sempat melemah karena dipengaruhi krisis ekonomi global. Hal itu terbukti dari peningkatan jumlah kunjungan wisatawan periode Januari-Februari 2010 yang naik sekitar 10 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu. “Saya harapkan pertumbuhan itu akan tetap stabil hingga akhir tahun sehingga target kami bisa tercapai,” harapnya.

Berbagai upaya yang dilakukan Dinas Pariwasata dan Kebudayaan DKI untuk mencapai target itu antara lain dengan mempromosikan kota Jakarta melalui program Enjoy Jakarta ke beberapa negara asing, dan juga ke luar daerah.

Kegiatan promosi itu untuk memperkenalkan kebudayaan daerah dan fasilitas serta tempat-tempat hiburan, belanja, dan wisata yang ada di Jakarta. Termasuk juga pusat grosir perdagangan yang menjadi sasaran utama untuk berbelanja barang murah.

Dengan adanya peningkatan jumlah kunjungan wisman, Arie pun menargetkan kenaikan penerimaan dari kunjungan wisman sebesar 15 persen dari pencapaian penerimaan tahun 2009 sebesar Rp 4,6 triliun. Artinya, target penerimaan dari wisatawan yang masuk ke Jakarta diperkirakan akan mencapai Rp 5,2 triliun. (red/*bj)
Tinggalkan komentar anda tentang 1,6 Juta Wisman Ditargetkan Berkunjung ke Jakarta

Senin, 12 April 2010

Ultah ke-62, Foke Komit Benahi Transportasi


Informasi terbaru Ultah ke-62, Foke Komit Benahi Transportasi JAKARTA, MP - Merayakan hari ulang tahun dengan sebuah pesta sudah menjadi tradisi bagi sejumlah orang. Apalagi jika yang merayakannya adalah para pejabat dan selebritis. Namun hal itu sepertinya tidak berlaku bagi Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo. Buktinya, orang nomor satu di Jakarta itu merayakan ulang tahunnya ke-62 dengan sederhana. Itupun dilakukan di balai wartawan koordinatoriat Balaikota DKI, Senin (12/4).

Ya, kendati hidup dari keluarga yang serba berkecukupan, pria berkumis tebal kelahiran 10 April 1948 ini memilih merayakan hari spesial dalam hidupnya dengan tidak berpesta pora. Sejatinya, ide perayaan ulang tahun gubernur ini datang dari wartawan koordinatorat Balaikota DKI. Acaranya pun sangat sederhana, yakni hanya doa bersama dan potong tumpeng nasi kuning. Kendati begitu, acara yang dihadiri sejumlah wartawan, Kepala Dinas Kominfomas DKI Nurachman, Kepala Dinas Pendidikan DKI Taufik Yudi Mulyanto dan beberapa pejabat DKI lainnya, berlangsung cukup meriah.

Saat tiba di balai wartawan, gubernur langsung disambut dengan nyanyian “selamat ulang tahun” oleh seluruh wartawan dan pejabat yang menghadiri acara tersebut. Tak lama kemudian, sambutan dari perwakilan wartawan dan sepatah kata dari gubernur pun, turut menyertai prosesi ulang tahun tersebut.

“Saya tidak biasa merayakan ulang tahun dengan meriah,” ucap gubernur, mengawali pembiacaraannya dengan kalangan wartawan. Dari raut wajahnya, ia nampak sedikit terkejut begitu melihat di meja wartawan ada tumpeng nasi kuning yang dilengkapi dengan piring plastik dan minuman dalam kemasan gelas.

Selanjutnya, ia mengucapkan terima kasih atas perhatian yang diberikan seluruh wartawan dan Dinas Kominfomas DKI Jakarta, yang telah membuat pesta kecil di hari ulang tahunnya itu. Sebab selama ini, ia tidak pernah merayakan ulang tahun dengan pesta besar.

“Hal ini menggembirakan sekali. Terima kasih untuk perhatiannya. Karena sejak kecil, saya tidak pernah mengadakan pesta besar untuk merayakan hari ulang tahun. Jadi kalau ada undangan dari Taman Suropati untuk merayakan pesta ulang tahun dengan band atau dangdutan, itu tidak akan terjadi,” kata Fauzi Bowo yang disambut dengan tawa dari para wartawan.

Mantan Wakil Gubernur DKI ini juga mempunyai harapan khusus di hari ulang tahunnya yang ke-62 tahun ini. Setidaknya ia berharap, agar semakin lebih bijak dan lebih baik dalam memimpin kota Jakarta di tahun ini dan tahun-tahun yang akan datang. Salah satu hal yang akan diprioritaskan dalam masa kepemimpinannya di tahun 2010 ini dan tahun-tahun yang akan datang yaitu fokus pada pembenahan dan peningkatan pelayanan transportasi di ibu kota. Sebab, ia melihat tanpa penataan, pembenahan dan peningkatan pelayanan transportasi umum maka masalah kemacetan di Jakarta tidak akan pernah selesai.

“Kalau dua tahun lalu saya fokus terhadap banjir dengan pengerjaan Kanal Banjir Timur, mulai sekarang hingga tahun depan saya akan fokus untuk menata dan membenahi pelayanan transportasi. Baik bus Transjakarta maupun angkutan umum,” jelasnya.

Alasan diprioritaskan pembenahan transportasi, demi kepentingan masyarakat Jakarta yang sangat membutuhkan pelayanan transportasi umum yang baik, murah, nyaman, dan aman. Ia melihat bahwa mobilitas warga Jakarta cukup tinggi. Dengan adanya pembenahan pelayanan transportasi umum, maka warga Jakarta tidak akan enggan berpindah dari kendaraan pribadi ke kendaraan umum. Sehingga kemacetan akan berkurang.

Untuk mewujudkan hal itu, pria yang akrab disapa Bang Foke ini menegaskan akan memulai dengan memfungsikan kembali komponen-komponen yang mengatur lalu lintas di Dinas Perhubungan DKI sehingga kinerja lebih baik. Langkah lain yang dilakukan yaitu pembenahan status Badan Layanan Umum (BLU) Transjakarta menjadi BLU penuh dengan membuat standar pelayanan minimum (SPM) yang diperkirakan akhir April akan rampung.

Kemudian, akan lebih mengefektifkan kembali penasehat transportasi kota yang tergabung dalam Dewan Transportasi Kota Jakarta (DTKJ) dan Institute Transportation and Development Policy (ITDP). Mereka diminta bekerja dengan memberikan output kinerja dengan sinergi yang lebih baik lagi.

“Saya akan meminta semuanya untuk memberikan yang terbaik untuk menyelesaikan masalah transportasi di Jakarta. Saya akan mulai mengundang mereka rapat dua minggu sekali di kantor saya secara rutin,” tuturnya. Fauzi yakin, jika semua ini dijalankan dengan konsekuen, maka akhir tahun ini akan terlihat peningkatan pelayanan transportasi, khususnya bus Transjakarta dan perbaikan feeder-nya.

Apapun harapan dari Bang Fauzi, sudah sepatutnya warga Jakarta turut mendukung dan mendoakannya. Agar harapan tersebut cepat terwujud dan bisa dinikmati oleh seluruh penduduk Jakarta. Sehingga ini menjadi kado ulang tahun yang sangat berharga bagi Bang Fauzi. Selamat Ulang Tahun Bang Fauzi!! (red/*bj) Tinggalkan komentar anda tentang Ultah ke-62, Foke Komit Benahi Transportasi

Senin, 05 April 2010

Gunakan Jeruk Nipis Untuk Mengobati Amandel

Apakah anda tau dengan tanaman yang ini, tentu saja anda pasti tau. Jeruk nipis biasa kita jumpai dalam minuman kita, biasanya sebagai pelengkap untuk memperindah tampilan. Dan juga bisa kita temua dalam makanan seperti pecel lele, dan masih banyak lagi lainnya.

Kalau dari segi obat, apakah tanaman jeruk nipis ini bisa kita pergunakan untuk OBAT HERBAL? Jawabannya tentu saja bisa, jeruk nipis bisa kita manfaatkan untuk menyembuhkan penyakit amandel yang kita derita. Berikut adalah cara membuat jeruk nipis bisa menjadi OBAT TRADISIONAL yang manjur.

Amandel
Bahan : 1 buah jeruk nipis, 1 1/2 rimpang kunyit sebesar ibu jari
diparut dan 2 sendok makan madu;
Cara membuat : jeruk nipis diperas untuk diambil aimya, kunyit
diparut dan diperas untuk diambil airnya, kemudian dioplos dengan
madu dengan ditambah 1/2 gelas air, diaduk sampai merata, dan
disaring;
Cara menggunakan: diminum 2 hari sekali secara teratur.

Minggu, 04 April 2010

Wisman Asia Pasifik Senang Berwisata ke Jakarta


Informasi terbaru Wisman Asia Pasifik Senang Berwisata ke Jakarta JAKARTA, MP - Banyaknya obyek wisata menarik dan ketersediaan fasilitas akomodasi yang terjangkau, membuat Jakarta sangat diminati wisatawan mancanagera (wisman), khususnya dari negara-negara di Asia Pasifik. Tercatat dari 127,644 kunjungan wisman pada Februari 2010 lalu, yang datang melalui tiga pintu masuk di Jakarta yaitu, Bandara Soekarno Hatta, Bandara Halim Perdanakusumah, dan Pelabuhan Tanjung Priok, sebanyak 58.068 kunjungan berasal dari negara-negara di Asia Pasifik.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) DKI Jakarta, sebanyak 58.068 wisman dari negara-negara Asia Pasifik itu di antaranya berasal dari Malaysia dengan 19.881 kunjungan, Cina dengan 13.367 kunjungan, Singapura dengan 11.524 kunjungan, Jepang dengan 7.333 kunjungan, dan Korea Selatan dengan 5.963 kunjungan.

"Total kunjungan dari lima negara itu mencapai 58.068 kunjungan. Artinya, 45,59 persen dari angka keseluruhan kunjungan ke kota Jakarta. Ini menunjukkan ke lima negara itu sangat penting peranannya. Karena Jakarta telah menjadi pasar utama kepariwisataan asing, Jakarta harus mampu mengemas dan menyosialisasikan tempat-tempat wisata kepada lima negara tersebut,” kata Agus Suherman, Kepala BPS DKI Jakarta di Kantor BPS DKI Jakarta.

Selain kunjungan dari negara-negara Asia Fasifik, secara umum pihaknya mencatat dari 127.644 kunjungan pada Februari 2010 mengindikasikan adanya peningkatan 3,71 persen dibandingkan pada bulan Januari 2010 yang hanya mencapai 123.072 kunjungan. Peningkatan juga terjadi bila dibandingkan dengan kunjungan wisman bulan yang sama tahun 2009, di mana jumlah kunjungan wisman pada Februari 2010 lebih tinggi sebesar 23,59 persen.

"Peningkatan kunjungan wisman pada bulan Februari 2010 merupakan peningkatan kunjungan wisman yang ketiga kali selama empat tahun terakhir. Tidak hanya itu, peningkatan wisman ke DKI Jakarta searah dengan kunjungan wisman ke Indonesia yang juga mengalami peningkatan sebesar 6,10 persen atau mencapai 523.135 kunjungan dibandingkan Januari 2010 yang hanya mencapai 493.039 kunjungan," jelasnya.

Namun, pihaknya juga melihat adanya penurunan untuk Tingkat Penghunian Kamar (TPK) hotel berbintang di Jakarta pada bulan Februari 2010 hingga mencapai 47,22 persen atau turun sekitar 5,33 poin dari TPK bulan Januari 2010 yang mencapai 52,55 persen. Tapi, untuk TPK hotel bintang dua merupakan tertinggi dengan capaian 65,88 persen. Sedangkan yang terendah yaitu TPK hotel bintang lima yang hanya mencapai 32,55 persen.

“Wisman mulai melirik hotel-hotel berbintang dua karena harga kamar yang cukup murah dan terjangkau,” bebernya.

Sedangkan, TPK klasifikasi hotel bintang lima mengalami penurunan 21,38 poin, dan TPK hotel bintang empat mengalami penurunan sebesar 11,28 poin. Sementara hotel bintang tiga mengalami peningkatan TPK 7,55 poin, TPK hotel bintang dua meningkat 20,50 poin, dan TPK hotel bintang satu mengalami peningkatan 15,20 poin.
Rata-rata wisman dan wisatawan nusantara (wisnus) yang menginap pada hotel berbintang di bulan Januari 2010 mencapai 2,02 hari. Angka ini mengalami penurunan 0,05 hari jika dibandingkan dengan rata-rata lama menginap di bulan Januari 2010 yang mencapai 2,07 hari. (red/*bj) Tinggalkan komentar anda tentang Wisman Asia Pasifik Senang Berwisata ke Jakarta